“Bila
kita tak bersama
Namun
bayang mu tersimpan daLam jiwa
Bersemayam
dan seLaLu ku jaga
Cinta mu
tak pernah mati
Bersandar
di hati ini , seLamanyaaa…kan abadiii”
SepenggaL
lirik dari lagu yang sering kita nyanyikan saat kita masih menjaLin kisah tanpa
akhir yang indah , saat sebeLum kamu mengucap kata berpisah dan memiLih untuk
menyerah. Dan mungkin,,saat aku memposting coretan kata yang berantakan ini ,
kamu sudah bahagia bersama dia. Karena mungkin tak ada lagi yang bisa
dipertahankan , tak ada lagi yang bisa diperjuangkan bersama ku saat ini. Tapi
waktu itu , aku dengan segaLa kebodohan ku , menerima mu masuk di kehidupan ku
padahaL jeLas statusmu waktu itu teLah berdua bersama dia. Maaf jika saat itu
aku membuatmu tersiksa , menyudutkan mu daLam situasi yang tak kamu inginkan.
Hey kamu
, pengagum mobiL Honda jazz warna putih. Saat kita masih bersama , banyak kisah
indah yang kita lewati yang mungkin membuat iri isi semesta jika mendengar
kisah kita. Banyak kebahagian yang kita tunjukan pada isi jagad raya. Kamu
dengan semua keindahan mu , menghangatkan aku saat gigiL ini menyeLinap masuk
pada labirin-labirin hati sebeLah kiri. Genggaman lembut tangan mu yang mampu
menenangkan aku dari rasa gusar akan kehiLangan , wangi aroma tubuhmu seperti
embun disaat sang fajar masih temaram,,menyejukkan. Suara manja mu yang
berbisik di gendang teLingaku yang mampu membuat ku terLeLap serta perhatian
yang begitu besar kamu berikan. Tentang mu,,aku tak akan pernah lupa ,
selamanya.. BerLebihankah ???
Saat kamu
memutuskan untuk berpisah yang hanya meLaLui pesan singkat handphone mu , tepat
3 hari sebeLum hari uLang tahun ku. Apa itu hadiah yang kamu persiapkan untuk
ku ??? Masih terasa sesak saja dada ini jika mengingat itu , atau mungkin
seharusnya aku berterima kasih kepada mu. Hari indah yang ku LaLui dengan mu ,
atas perhatian mu , atas rasa sayang mu,,semuanya. Aku hargai keputusan mu yang
menurutmu baik untuk mu , ku tegaskan lagi; keputusan mu yang menutmu baik
untuk mu dan bukan untuk ku atau pun kita.
Entah
sekarang sudah buLir airmata ke berapa yang menetes sejak pertama aku
menuLiskan ini. Kamu mungkin sudah terLeLap. Saat ini aku seLaLu menyeLipkan nama
mu daLam setiap do’a ku agar kau bahagia dan terus bahagia,, seLamanya. Dan
semoga saat fajar pagi nanti , buLir air mata yang menetes ini bisa berhenti.
SeLamat
MaLam
SeLaLu tentang kamu,
PemiLik lesung pipi paLing indah,
Eiga Rianni